Ini adalah 4 poin penting untuk perencaaan video: 1. Pemirsa (Viewers), 2. Tujuan/Target, 3. Topik/Point, 4. Bentuk (Format). Sebenarnya lebih banyak lagi hal yang dibutuhkan, tapi kalau keempat elemen paling dasar ini bisa dipersiapkan dengan baik, maka kita bisa mendapatkan hasil yang baik. Coba kita simak satu per satu. 

Siapa pemirsanya? Umurnya, pekerjaannya apa? Kemudian, kapan video ditayangkan? Durasi video dan tempat penggunaan video juga menjadi bagian yang penting.

tujuannya? Hasil apa yang ingin kita dapatkan ketika pemirsa atau pun jemaat melihat video yang kita buat? Selain itu, dampak/efek apa yang kita harapkan? Dan untuk hal itu, diperlukan banyak riset dan meeting (diskusi) terlebih dulu.

Penting untuk menentukan topik dan membuat rencana yang sesuai. Sasaran dan perspektifnya (sudut pandang) mungkin bisa sedikit berbeda, tapi kita perlu untuk memilih satu topik dan membuat perencanaan yang sesuai. Sangat disarankan untuk mencoba sesuatu yang berbeda daripada sesuatu yang baru. Karena sulit untuk menciptakan sesuatu yang baru jika kita bukan seorang ahli. Selain itu, kita perlu untuk mengurangi ambisi atau keserakahan. Karena seringkali keambisiusan/keserakahan itu membuat kita memasukan terlalu banyak isi/konten sehingga membuat pemirsa kesulitan untuk memahami videonya.

Terakhir, pilihlah format apa yang ingin digunakan untuk membuat videonya. Kita bisa mendapat hasil yang baik jika kita bisa memilih format yang tepat dalam memproduksi suatu video, diantaranya seperti music video, iklan, dokumenter, atau drama. Format mana yang paling saudara/i sukai?

Contohnya bisa seperti ini, pemirsanya adalah orang Kristen, remaja, dan siswa/pelajar. Lalu tujuannya adalah memotivasi sebanyak mungkin siswa untuk ikut berpartisipasi dalam acara retret. Jadi, ‘grace (kasih karunia)’ diambil sebagai poin utamanya. Format produksinya adalah dalam bentuk drama pendek.

Kalau kita coba rangkum maka jadinya seperti ini. Kepada siapa? Untuk tujuan apa? Apa pointnya? Seperti apa format(bentuk)nya? Putuskan apakah jadi membuat videonya, dan lanjut menjalankan ke tahapan planning/perencanaannya.

Sekarang, setelah siap dengan perencanaan produksi video, akan lebih baik jika kita terlebih dulu mengumpulkan referensi video yang ingin dicontoh/ditiru. 

Ini tentang mencari video, salin/copy kontennya dan pelajari, lalu modifikasi agar sesuai dengan keinginan kita. Banyak para professional yang pada mulanya juga mereka coba mencari-cari video yang dibuat oleh orang lain, terus mereka tiru atau pelajari videonya. Coba cari di YouTube. Iklan TV Indonesia 2023, Video Pendek, Promosi Gereja. Di Youtube ada banyak sekali video yang bervariasi. Diantara itu semua, hari ini saya bawakan beberapa video sebagai sampel/contoh. Kita coba sharing hal yang bisa dipelajari dari video iklan singkat ini ya. 

Video iklan memang ada banyak, tapi ini salah satu video iklan yang baik untuk kita contoh. Mari kita coba kesampingkan dulu perihal syuting, editingnya dan lebih fokus pada bagian perencanaan dan elemen/komposisinya. Sekarang, silakan tonton video ini dengan sudut pandang/pola pikir seorang konten kreator, bukan hanya sekedar sebagai pemirsa. #Menonton Video.

Ini dapat dilihat dalam tiga bagian: Opening (Pembukaan), Body (Isi), Closing (Penutup). Sebenarnya daripada mengingat penjelasan yang saya sampaikan,, Ketika nanti melakukan perencanaan video, saudara/i bisa coba untuk mengingat kesan dari apa yang dilihat dan dirasakan. 

Mari kita lihat satu iklan lagi, yang mana iklan ini bahkan bisa dengan mudah dipahami oleh orang Korea. Kesan apa yang muncul dipikiran saudara/i saat ini? ‘Song Joong-ki’ dan ‘Buka aja Bukalapak’. Ya. Itu hal yang paling terngiang-ngiang. Sepertinya itu saja sudah cukup untuk tujuan/target iklan ini ya.

Opening, Body, Closing. Mungkin terlihat agak sulit untuk kita tiru, tapi jika kita mau mencoba maka sangat mungkin bagi kita untuk bisa membuat video yang menyenangkan.

Karena videonya pendek, skripnya juga sangat sederhana (simple). 

Ini adalah video iklan yang dibuat di Korea bertahun-tahun yang lalu. Ada subtitle bahasa Indonesia. Kita coba lihat, setelah itu saya akan jelaskan.

Aku tidak takut dengan suhu minus 40 derajat Celcius. Aku tidak takut dengan tebing tinggi. Aku tidak takut dengan matahari tropis. Satu-satunya hal yang aku takutkan adalah tidak bisa sampai kepada mereka yang menantikanku. Andai saja bisa membahagiakan satu orang lagi. Aku adalah Choco Pie. Bagaimana kalau kita ganti kata ‘Choco Pie’ menjadi, Aku adalah misionaris.

Menurut saya, disatu sisi, jenis video seperti ini merupakan video iklan yang dibuat dengan sangat baik. Tidak perlu diberikan penjelasan. Karena orang asing yang tidak mengerti bahasanya pun akan tergerak hatinya ingin membeli produk coklat ini. 

Setelah perencanaannya siap, video yang ingin dicontoh sudah ada, sekarang saatnya menulis naskah.